4 Manfaat dan Cara Menyusun Laporan Laba Rugi
Dalam dunia usaha, laporan laba rugi bukan lagi menjadi sesuatu hal yang
asing, tetapi benar-benar harus disusun. Pasalnya, laporan tersebut berfungsi
sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan pemilik.
Pada beberapa situasi dan concise, laporan tersebut juga menjadi syarat pengembangan usaha. Misalnya saja dalam mencari investor, maka laporan keuangan menjadi hal krusial yang harus disajikan.
Pengertian dan Fungsi Laporan Laba Rugi
Adapun yang dimaksud dengan laporan laba rugi adalah bagian laporan
keuangan yang menggambarkan kondisi finansial sebuah usaha. Pembuatan laporan
tersebut tidak selalu sama, tergantung kebijakan setiap perusahaan.
Biasanya, perusahaan memilih periode akuntansi bulanan dan tahunan untuk menyusun laporan keuangan. Perhitungan tersebut tidak boleh disusun secara sembarangan, karena laporan laba rugi berfungsi untuk:
1. Mengetahui Perkembangan Usaha
Dari laporan keuangan, perusahaan dapat mengetahui sejauh mana bisnis tersebut berkembang. Apakah sudah sesuai dengan rencana atau justru keluar dari jalur yang ditetapkan.
2. Sebagai Langkah Pembuatan Keputusan
Jika memang terjadi kesalahan atau menderita kerugian, maka perusahaan
dapat segera menyusun langkah penyelesaian yang tepat sasaran. Harapannya,
agar kondisi tersebut segera tertangani dan tidak berlarut-larut.
3. Sebagai Bahan Evaluasi
Laporan laba rugi berisi tentang segala sesuatu yang terjadi pada keuangan
perusahaan dalam suatu periode. Saat ada pos keuangan yang tidak efektif,
maka perusahaan dapat mengevaluasinya secara lebih mendalam.
4. Sebagai Cerminan Perusahaan
Untuk mencari dan bekerja sama dengan seorang investor tidaklah mudah.
Setidaknya, perusahaan harus dapat meyakinkan calon investor, bahwa bisnis
yang dijalani memiliki keuangan sehat dan menguntungkan.
Inilah 6 Unsur Laporan Laba Rugi
Seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa laporan keuangan
mencakup segala hal tentang arus kas. Itu artinya, laporan laba rugi harus
berisi tentang pos-pos berikut :
1. Penjualan atau Pendapatan
Penjualan ialah pendapatan atau penerimaan yang didapatkan dari proses
pengiriman barang/jasa kepada pembeli, penyewa, maupun pemakai jasa. Unsur
penjualan ini menjadi sumber utama penghasilan perusahaan.
2. Harga Pokok Penjualan atau HPP
Secara sederhana, harga pokok ialah biaya-biaya yang berkaitan secara
langsung dengan proses produksi suatu produk. Biaya tersebut terdiri dari
gaji tenaga kerja, peralatan, suku cadang, dan lain-lain.
3. Beban-beban
Beban adalah semua pengeluaran yang bertujuan untuk memperlancar
kepentingan perusahaan. Di dalam laporan laba rugi, ada banyak sekali
jenis beban yang harus dicatat, seperti:
- Beban aktual: beban yang wajib dikeluarkan oleh perusahaan pada suatu periode tertentu.
- Beban penjualan: semua biaya yang berhubungan dengan proses penjualan barang.
- Beban penyusutan: beban yang berasal dari penyusutan nilai aset, seperti kendaraan.
- Beban umum dan administrasi: beban yang terbentuk untuk mendukung aktivitas dan kebutuhan kantor.
- Beban yang ditangguhkan: beban perusahaan untuk membayar barang atau jasa tertentu yang sifatnya masih ditangguhkan. Dalam kata lain, perusahaan belum dapat memakai barang atau jasa tersebut.
- Beban kredit macet: beban kerugian akibat piutang yang tidak terbayarkan. Misalnya, ada orang yang berhutang, tetapi enggan untuk melunasi uang tersebut.
- Beban lain-lain: beban yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan proses produksi maupun jenis-jenis beban di atas.
4. Pendapatan Lain
Pendapatan lain ialah pemasukan yang bukan berasal dari penjualan produk
utama. Misalnya, hasil penjualan karung atau kardus bekas kemasan bahan
baku, bunga, atau pendapatan dividen.
5. Keuntungan atau Profit
Pada laporan laba rugi perusahaan dagang, profit ialah kenaikan ekuitas
atau harta bersih dari transaksi ekonomi. Keuntungan tersebut bersifat
periferal, artinya bukan berasal dari transaksi utama perusahaan.
6. Kerugian atau Loss
Berbanding terbalik dengan profit, kerugian atau loss ialah penurunan
nilai ekuitas perusahaan. Namun, sifatnya sama-sama periferal atau terjadi
secara kebetulan.
Cara Menyusun Laporan Laba Rugi
Sederhana
Meski usaha masih dalam klasifikasi kecil, perusahaan tetap
harus menyusun laporan laba rugi. Tidak harus selengkap perusahaan besar, Anda
dapat membuatnya dalam versi sederhana. Caranya:
1. Tentukan
Periode Pelaporan
Umumnya, perusahaan menyusun laporan keuangan dalam periode
bulanan, tiga bulan, dan tahunan. Namun, untuk bisnis kecil Anda tidak perlu
menyusunnya secara ketat.
Namun, usahakan untuk tetap membuat laporan laba rugi tahunan,
agar dapat mengetahui perkembangan usaha. Dengan begitu, Anda dapat menyusun
strategi pemasaran berikutnya.
2. Buatlah Jurnal
Transaksi
Jurnal transaksi ialah laporan yang mencatat semua jenis
transaksi keuangan pada perusahaan dengan susunan pendapatan, beban-beban, dan
biaya turunannya.
3. Masukkan ke
dalam Buku Besar
Pada suatu akhir periode, buku besar berfungsi sebagai sumber
data untuk mempersiapkan laporan laba rugi. Sebab, buku besar terintegrasi
dengan laporan-laporan lainnya.
Dengan demikian, Anda dapat melihat setiap jenis transaksi
secara lebih mendetail dalam periode tertentu. Pastikan tidak ada satu
transaksi pun yang terlewatkan.
4. Susun Neraca
Saldo
Jika buku besar mencatat transaksi secara mendetail, maka
berbeda dengan neraca saldo. Sebab, neraca ini hanya menampilkan total saldo
atas setiap akun yang penyusunannya dilakukan secara sistematis. Fungsinya
yaitu:
- Fungsi
pencatatan: tempat untuk mencatat semua data pada setiap akun rekening.
- Fungsi
koreksi: tempat untuk mengoreksi semua catatan yang ada pada suatu siklus
akuntansi.
- Fungsi
monitoring: sebagai sarana untuk mengawasi setiap akun pada laporan
keuangan.
- Fungsi
persiapan: sebagai langkah untuk mempersiapkan pembuatan laporan keuangan
perusahaan.
5. Menyusun Format
Laporan Laba Rugi
Setelah semua jurnal dan pencatatan siap, maka langkah
selanjutnya adalah menyusun laporang keuangan untuk mengetahui tingkat laba
atau rugi perusahaan.
Format tersebut terdiri dari tiga komponen utama, yakni total
pendapatan, total beban, dan kolom laba rugi. Kolom ketiga tersebut merupakan
selisih antara pendapatan dan beban.
Jika pendapatan lebih besar daripada total beban, maka
perusahaan memperoleh laba. Begitu juga sebaliknya, saat beban lebih tinggi
maka Anda mengalami kerugian.
Jenis-jenis Laba pada Laporan
Keuangan
Pada perusahaan besar, ada beberapa jenis laba yang muncul pada
laporan laba rugi. Pembedaan tersebut bertujuan untuk memudahkan perusahaan
dalam memonitoring laporan. Jenis laba tersebut terdiri dari:
- Laba
kotor, yakni total penjualan dikurangi HPP.
- Laba
operasi, yakni laba kotor dikurangi biaya umum, biaya penjualan, dan biaya
administrasi.
- Laba
sebelum pajak, yakni laba operasi dikurangi oleh biaya bunga atas pinjaman
atau utang modal.
- Laba
bersih, yakni laba sebelum pajak dikurangi dengan pajak penghasilan.
Dalam penyusunannya, laporan keuangan memang lebih kompleks dan
mendetail. Sebab, perusahaan memiliki banyak aset dan transaksi yang terjadi
pun jauh lebih banyak.
Oleh karena itu, tidak sedikit perusahaan yang memilih untuk
menggunakan jasa kami. Dengan tenaga profesional dan ahli di bidangnya, Anda
dapat melakukan konsultasi secara menyeluruh.
Penutup
PT. Sistem Anugrah Prima juga menawarkan beragam layanan serta program
untuk mempermudah proses pembuatan laporan keuangan, sehingga mendapatkan value
lebih.
Tags : SAP Business One Jakarta, SAP Business One Bandung, SAP Business One Semarang, SAP Business One Surabaya, SAP Business One Bali